Tuesday, November 1, 2011

Kemanakah rasa nasionalisme remaja di Indonesia pada era globalisasi?

Topik : identitas nasional
Indonesia memiliki berbagai macam karakter yang berbeda setiap orang. Dan setiap warga negara harus memiliki identitas nasional. Apa itu identitas nasional? Kata “identitas” menunjukkan sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri, golongan, kelompok, komunitas, atau negara sendiri; sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok lebih besar, yang diikat oleh kesamaan fisik dan non fisik. Dengan demikian identitas nasional adalah tindakan kelompok yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan yang diberi attribut nasional. (Yasni, 2010:29) Menurut saya, Identitas nasional ada didalam rasa nasionalisme seorang warga negara. Identitas nasional adalah sifat khas dan hal-hal yang mencerminkan suatu individu atau kelompok yang bersifat nasional dan dapat diceritakan dan dapat dinilai oleh orang lain.  Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks Indonesia, pendidikan kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni sikap menghargai keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas. Pendidikan itu mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka identitas nasional.” (Hidayat, 2008). Dari pendapat tersebut, kita tahu bahwa jika kita memperdalam pendidikan kewarganegaraan, maka kita juga dapat memperkuat identitas nasional yang kita punya dan kita juga dapat meningkatkan rasa tenggang rasa dan rasa nasionalisme yang kita miliki. Identitas nasional tak dapat dipisahkan dari nasionalisme. Nasionalisme adalah semangat untuk mengabdi kepada negara melalui sikap dan pemikiran agar negara tersebut tidak mengalami kehancuran baik dari dalam maupun luar negara.

Indonesia sudah sering mengalami berbagai ancaman kenegaraan, contohnya adalah teroris. Ironisnya, teroris mempengaruhi banyak kalangan remaja untuk menjadikan mereka anggota teroris dan memanfaatkan mereka sebagai pembawa bom bunuh diri. Ada banyak faktor yang membuat para remaja melakukan teror tersebut, salah satunya adalah mereka tidak memiliki identitas nasional, keimanan, dan rasa nasionalisme yang besar.
Globalisasi, adalah salah satu hal yang dapat mempengaruhi identitas nasional yang kita miliki. Coba anda pikirkan, lebih banyak orang-orang yang memutar lagu kebangsaan Indonesia? atau lebih banyak orang-orang yang memutar lagu-lagu asal luar negeri? Dan anehnya ketika kebudayaan mereka diklaim oleh negara lain, mereka menolak hal tersebut. Faktanya, beberapa universitas di negara-negara tetangga mulai memasukkan budaya Indonesia seperti Angklung dan Gamelan sebagai materi pembelajaran. Kaum muda saat ini harus berjuang untuk hidup dengan menguasai tantangan teknologi dan menghadapi tantangan jaman, (Sri Sultan Hamengkubuwono IX, 2008). pendapat tersebut mengungkapkan bahwa para pemuda harus bisa menggunakan teknologi dengan sebaik-baiknya dalam meningkatkan pengetahuan mereka tentang berbagai hal. Dan jika para pemuda bisa memanfaatkan teknologi yang ada tersebut, maka mereka tidak akan tertinggal dari negara-negara lain yang sudah lebih maju. Dengan demikian, para pemuda di Indonesia sudah siap dalam bersaing di tingkat dunia.
Indonesia pernah mengalami peristiwa berdarah, yaitu peristiwa G30S-PKI. Memang yang dilakukan oleh PKI dan para teroris yang sekarang meneror Indonesia memiliki persamaan, yaitu sama-sama mengorbankan banyak orang agar tujuan mereka tercapai. Tetapi, metode perekrutan anggota yang mereka gunakan sedikit berbeda. Pada kasus PKI, mereka cenderung merekrut orang-orang di daerah terpencil yang memiliki sedikit atau tidak sama sekali mengerti tentang politik, lalu mereka mengajarkan tentang keuntungan jika negara Indonesia menjadi komunis. Bahkan, PKI membunuh orang-orang yang memiliki pendidikan tentang politik. Sedangkan pada kasus teroris di Indonesia, mereka menggunakan agama sebagai alasan melakukan teror. Mereka merekrut para remaja yang sedikit mengetahui atau tidak sama sekali tentang agama, kemudian para teroris menerangkan bahwa cara untuk masuk surga yang tercepat adalah dengan “berjihad”. Kemudian mereka memberitahu kepada para remaja yang mereka rekrut bahwa cara termudah untuk ”berjihad” adalah mengalahkan yang mereka anggap musuh dengan cara bom bunuh diri. Jika cara ini tidak berhasil, mereka akan melakukan cuci otak atau semacam hipnotis kepada para remaja tersebut agar mereka menuruti perintah mereka.
Sulit untuk mempertahankan semangat nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu terjadi karena masih banyaknya konflik antar suku. Masih banyak para remaja di negeri ini yang masih terlibat tawuran. Seharusnya, para remaja di Indonesia harus lebih menunjukkan semangat masa muda mereka dalam membela negara. Terlebih lagi negara kita memiliki hutang yang terbilang cukup banyak kepada negara-negara dan organisasi dunia. Padahal, ada banyak biaya yang sebenarnya tak perlu digunakan. Jika biaya tersebut dapat diminimalisir sedikit saja atau ditiadakan sama sekali, dana tersebut dapat digunakan untuk rakyat miskin dan untuk biaya pedidikan bagi generasi muda.
Bagaimana caranya agar Identitas nasional kita dapat bertahan dari segala hal yang dapat menggoyahkannya? Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mepertahankan identitas nasional kita. Yaitu dengan mementingkan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Jika kita lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama, maka negara kita ini takkan pernah bersatu padu dan akan runtuh dengan mudahnya. Selain itu, jaga kesopanan saat melakukan interaksi sosial. Karena kesan pertama itu sangat penting, jika kita tidak menjaga etika dalam berinteraksi sosial, maka identitas nasional kita akan dipandang buruk oleh orang-orang.  Para remaja juga harus menunjukkan rasa nasionalisme yang mereka miliki, bagaimana cara agar rasa nasionalisme yang mereka miliki tersalurkan dengan baik dan benar? Pertama, kita harus mendukung negara kita dalam berbagai bidang. Contohnya jika tim nasional sepak bola Indonesia akan bertanding melawan negara lain, kita sebagai warga negara Indonesia harus mendukung Indonesia. Kedua, kita harus berjuang di bidang yang kita ambil dengan sungguh-sungguh. Jika bisa, kita harus mengharumkan nama Indonesia di dunia.
Meskipun begitu, kita tetap harus belajar dari negara lain, dan selalu berhubungan dengan negara lain, agar kita tidak tertinggal dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Kita bisa belajar dari pengalaman negara lain, seperti negara Jepang yang terkena tsunami dan radiasi nuklir, tetapi negara mereka masih memiliki tekad dan kemampuan untuk membangun negara mereka.
Negara kita memiliki banyak potensi, baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Tetapi, jika sumber daya tersebut tidak dikelola dengan baik maka sumber daya tersebut akan hilang dengan cepatnya. Disinilah pemerintah berperan, pemerintah harus mengelola sumber daya tersebut dengan baik dan benar.

Referensi :
Yasni, Sedarnawati. (2010). Citizenship. Bogor. Penerbit Media Aksara.

Kompas.com. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan Penting. [online]. Available from: http://nasional.kompas.com/read/2008/12/11/21182460/pendidikan.kewarganegaraan.penting. [Accessed at: 20 Oktober 2011]

Kompas.com. (2008). Bagi Kaum Muda Nasionalisme Adalah Soal Bertahan Hidup. [online]. Available from: http://www.kompas.com/lipsus112009/kpkread/2008/08/26/11414097/Bagi.Kaum.Muda.Nasionalisme.Adalah.Soal.Bertahan.Hidup. [Accessed at: 20 Oktober 2011]

No comments:

Post a Comment